22 Maret 2012

Liliput Ketusuk Jarum

Menurutku ini cerita lucu. Tapi nggak tau deh, menurut kalian. Hehe..

Pernah tertusuk jarum? Yakin deh, hampir semua orang pernah merasakan sakitnya tertusuk jarum. Eh tapi ada juga sih, yang nggak kerasa sakit, karena nggak sampe tembus ke lapisan kulit yang banyak pembuluh darah atau apa gitu istilahnya. Entahlah, aku nggak suka pelajaran biologi sih. :D
Oke, kembali lagi ke masalah tusuk menusuk jarum. Ceritanya nih, salah seorang temenku, sebut aja liliput (nama samaran –daripada orangnya menggugat sampe pengadilan tinggi :D). Si Liliput itu lagi main “tebak-tebakan nggak penting banget” sama temen-temennya. Tebak-tebakannya tentang siapa orang yang Liliput senengin. Dasar si Liliput nggak bisa berstrategi, jadi dia ngasih clue-clue yang kelewatan. Hampir semua kata kunci yang dia paparkan langsung menjurus pada seseorang yang dikenal oleh temennya.

Saat akhirnya temannya bisa nebak siapa orang ‘beruntung’ itu, Liliput langsung nundukin kepalanya di atas mejanya, dan CLEP! Bersarang deh sebuah jarum jahit di atas bibir sebelah kirinya. Kebetulan waktu itu lagi pelajaran keterampilan di kelas. Momen itu nggak disia-siakan oleh temen-temennya. Salah satu temennya, Fina (juga nama samaran), langsung ngompor-ngomporin Liliput. Sedangkan salah duanya malah ketawa ngakak, nggak satia kawan betul.

“Busyet, Put, bolongannya(karena ketusuk jarum) gede banget. Wuih, infeksi itu..!” Fina nyerocos sambil masang muka panik dan sok serius. Eh, sekarang salah satu lagi temennya ikutan ngompor-ngomporin. “Parah banget tau, Put..!” Ampun dah! Temen-temennya emang punya bakat suka buat keributan kali yak!

Dasar si Liliput orangnya panikan, dibilangin kayak gitu percaya aja, sampe nggak berani lagi untuk ngaca, memastikan apakah omongan temen-temennya itu bisa dipercaya. Saking parnonya, Lari lah dia nyari plester untuk membalut lukanya yang ‘parah’ itu. Sepanjang pelajaran di sekolah, dia tutupin aja mulutnya pake saputangan *untung bawa! Amazingnya, karena ada suatu hal (aku lupa ada apa), sekolah memulangkan murid-murid ajaibnya lebih awal. Langsung meluncur pulang dah dia.

Dengan hati gemetar dan tubuh deg-degan *plak!, berdiri di hadapan bayangan wajahnya dalam cermin, Liliput berani-beraniin buka plester yang menutupi luka dari tragedi jarumnya. Krek..krek.. Liliput mulai menguliti dengan hati-hati dan tidak dengan tempo yang sesingkat-singkatnya.
Toeng-toeng...
“Mana bolongannya..?!”
Jiaah.. kena deh si Liliput dikerjain abis. Nilai moral yang dapat kita ambil dari petikan fabel (*plak! Bukan hewan ini oy..!!) di atas adalah, jangan terlalu parno deh! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

>>Tinggalkan jejak.. :)